Apa Itu BIOS? Fungsi, Cara Kerja, dan Panduan Lengkap BIOS Komputer
Artikel ini akan membahas secara santai namun lengkap tentang pengertian BIOS, fungsi utamanya, cara kerja, lokasi penyimpanannya, hingga cara memperbarui BIOS tanpa membuat laptop rusak. Yuk, kita bahas satu per satu!
Pengertian BIOS
BIOS adalah singkatan dari Basic Input Output System. BIOS merupakan perangkat lunak (software) bawaan dari sistem komputer yang tersimpan di dalam chip khusus pada motherboard. Fungsi utamanya adalah untuk membantu komputer melakukan proses awal ketika pertama kali dinyalakan, atau yang biasa disebut proses booting.
Secara sederhana, BIOS bisa dibilang sebagai “otak kecil” pertama yang bekerja sebelum sistem operasi seperti Windows, Linux, atau macOS berjalan. Tanpa BIOS, komputer tidak tahu harus mulai dari mana ketika kamu menekan tombol power.
Sejarah Singkat BIOS
Konsep BIOS pertama kali diperkenalkan pada tahun 1975 oleh perusahaan CP/M (Control Program for Microcomputers) yang kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh IBM pada komputer IBM PC pertama di awal tahun 1980-an. Saat itu, BIOS dibuat oleh perusahaan bernama Phoenix Technologies, yang hingga kini masih dikenal sebagai salah satu pembuat BIOS terbesar di dunia.
Tujuan awal BIOS adalah agar komputer bisa memiliki lapisan dasar komunikasi antara perangkat keras dan sistem operasi, tanpa harus menulis ulang kode untuk setiap jenis hardware. Dengan BIOS, setiap sistem operasi cukup “meminta” ke BIOS untuk berinteraksi dengan perangkat keras, sehingga kompatibilitasnya lebih mudah dijaga.
Seiring perkembangan teknologi, BIOS pun mengalami banyak perubahan. Kini, sebagian besar komputer modern telah beralih ke sistem baru bernama UEFI (Unified Extensible Firmware Interface). Namun, istilah “BIOS” masih tetap digunakan secara umum karena fungsinya yang mirip.
Fungsi BIOS Komputer
Secara umum, fungsi BIOS adalah memastikan seluruh perangkat keras komputer dapat berfungsi dan saling berkomunikasi dengan benar sebelum sistem operasi dijalankan.
Berikut beberapa fungsi utama BIOS yang wajib kamu tahu:
- Melakukan Power-On Self Test (POST): BIOS memeriksa kondisi perangkat keras seperti RAM, keyboard, hard disk, dan prosesor saat komputer pertama kali dinyalakan.
- Menginisialisasi perangkat keras: BIOS mengenali dan menyiapkan hardware agar siap digunakan oleh sistem operasi.
- Memuat sistem operasi (Boot Loader): Setelah semua perangkat dikenali, BIOS mencari dan memuat sistem operasi dari media penyimpanan seperti HDD, SSD, atau flashdisk.
- Menyimpan dan mengatur konfigurasi sistem: Melalui BIOS, pengguna dapat mengubah pengaturan waktu, urutan booting, kecepatan kipas, dan parameter lainnya.
- Menyediakan antarmuka dasar input-output: BIOS membantu komunikasi antara perangkat keras dan software sebelum sistem operasi mengambil alih.
Cara Kerja BIOS
Begitu kamu menekan tombol power di laptop atau PC, BIOS langsung bekerja melalui beberapa tahap berikut:
- Inisialisasi perangkat keras: BIOS mengecek komponen penting seperti CPU, RAM, GPU, dan penyimpanan.
- POST (Power On Self Test): BIOS memastikan semua perangkat keras berfungsi normal. Jika ada masalah, BIOS akan memberi tanda lewat bunyi beep atau pesan error di layar.
- Pencarian bootloader: Setelah semua perangkat lolos tes, BIOS mencari media penyimpanan yang berisi sistem operasi (misalnya drive C:).
- Pemanggilan sistem operasi: Setelah bootloader ditemukan, BIOS menyerahkan kendali ke sistem operasi, dan proses booting selesai.
Proses ini biasanya hanya berlangsung dalam hitungan detik, tapi tanpa BIOS, komputer tidak akan tahu bagaimana cara memulai proses tersebut.
Di Mana Lokasi BIOS Disimpan?
BIOS tidak tersimpan di hard disk atau SSD seperti program biasa, melainkan di chip khusus pada motherboard yang disebut EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read-Only Memory).
Chip ini bersifat non-volatile, artinya data di dalamnya tidak akan hilang meskipun komputer dimatikan. Namun, BIOS bisa diperbarui (update) jika diperlukan.
Selain itu, BIOS juga bekerja sama dengan CMOS (Complementary Metal-Oxide-Semiconductor). CMOS berfungsi menyimpan pengaturan seperti tanggal, jam, dan urutan booting. Data di CMOS tetap tersimpan berkat adanya baterai kecil di motherboard. Jika baterai ini habis atau dilepas, maka semua pengaturan BIOS akan kembali ke default.
Jenis-Jenis BIOS Berdasarkan Produsen
Beberapa perusahaan besar yang dikenal sebagai pembuat BIOS antara lain:
- AMI (American Megatrends Inc.) – sering ditemukan di banyak motherboard desktop modern.
- Phoenix Technologies – salah satu pelopor BIOS klasik sejak era IBM PC.
- Award BIOS – populer pada motherboard lama sebelum akhirnya diakuisisi oleh Phoenix.
- Insyde Software – sering digunakan pada laptop merek Acer, HP, dan Lenovo.
Setiap produsen biasanya memiliki tampilan dan struktur menu yang sedikit berbeda, tapi fungsinya tetap sama.
Menu dan Komponen BIOS
| Nama Menu | Fungsi |
|---|---|
| Main | Menampilkan informasi dasar seperti versi BIOS, kapasitas RAM, dan tipe prosesor. |
| Advanced | Berisi pengaturan lanjutan seperti konfigurasi CPU, port USB, dan kecepatan kipas. |
| Boot | Menentukan urutan perangkat yang akan digunakan untuk mem-boot sistem operasi. |
| Security | Menetapkan kata sandi BIOS atau proteksi terhadap perubahan konfigurasi. |
| Exit | Digunakan untuk menyimpan perubahan dan keluar dari pengaturan BIOS. |
Cara Masuk ke BIOS
Setiap merek laptop atau komputer memiliki cara berbeda untuk masuk ke BIOS. Biasanya kamu perlu menekan tombol tertentu sesaat setelah menyalakan komputer.
| Merek | Tombol Akses BIOS |
|---|---|
| ASUS | F2 atau Delete |
| Acer | F2 atau Del |
| HP | Esc atau F10 |
| Dell | F2 |
| Lenovo | F1, F2, atau tombol Novo kecil di samping laptop |
| Toshiba | F2 atau Esc |
Waktu yang tepat untuk menekan tombol adalah sesaat setelah logo merek muncul di layar.
Cara Mengonfigurasi BIOS
Begitu kamu masuk ke BIOS, kamu akan melihat tampilan berbasis teks (atau grafis pada versi UEFI). Gunakan tombol panah untuk menavigasi dan Enter untuk memilih.
Beberapa pengaturan umum yang sering diubah pengguna:
- Boot Priority: Mengatur dari mana komputer memuat sistem operasi (HDD, SSD, atau USB).
- System Time and Date: Mengubah waktu dan tanggal komputer.
- Secure Boot: Fitur keamanan agar hanya OS resmi yang bisa dijalankan.
- Virtualization: Mengaktifkan fitur virtual machine di prosesor.
- Fan Control: Mengatur kecepatan kipas pendingin secara manual.
Catatan penting: ubahlah pengaturan BIOS dengan hati-hati. Kesalahan dalam konfigurasi bisa menyebabkan komputer gagal booting. Setelah selesai, tekan F10 untuk menyimpan dan keluar.
Cara Mengetahui Versi BIOS
Sebelum memperbarui BIOS, kamu perlu tahu versi BIOS yang sedang digunakan.
Tiga cara mudah untuk mengeceknya:
- Lewat BIOS langsung: Versi biasanya tertera di bagian atas layar utama BIOS.
- Lewat Windows: Tekan
Windows + R, ketikmsinfo32, lalu tekan Enter. Lihat bagian BIOS Version/Date. - Lewat Command Prompt: Ketik
systeminfo | findstr /I /C:BIOS.
Cara Memperbarui BIOS Komputer
Update BIOS bisa memperbaiki bug, menambah kompatibilitas hardware baru, atau meningkatkan stabilitas sistem. Tapi proses ini tidak boleh dianggap sepele karena jika gagal, komputer bisa tidak menyala sama sekali.
Langkah-langkah aman memperbarui BIOS:
- Cek versi BIOS dan model motherboard kamu.
- Kunjungi situs resmi produsen (misalnya ASUS, MSI, Gigabyte, Lenovo, dll).
- Unduh file update BIOS sesuai model yang tepat.
- Baca petunjuk resmi dari produsen sebelum menjalankan update.
- Jalankan file update (biasanya .exe) dari Windows, atau lewat USB bootable jika diminta.
- Jangan matikan komputer saat proses update berlangsung.
- Setelah selesai, BIOS akan reboot otomatis ke versi terbaru.
Sebagian besar produsen juga menyediakan fitur “Backup BIOS”, jadi aktifkan opsi ini agar kamu bisa memulihkan versi lama jika update gagal.
Perbedaan BIOS dan UEFI
| Aspek | BIOS | UEFI |
|---|---|---|
| Tampilan | Sederhana berbasis teks | Grafis interaktif, bisa pakai mouse |
| Dukungan Storage | Maks. 2 TB (MBR) | > 2 TB (GPT) |
| Kecepatan Boot | Lebih lambat | Lebih cepat |
| Keamanan | Minim | Ada Secure Boot |
| Update | Manual | Lebih mudah dan otomatis |
| Antarmuka | 16-bit | 32/64-bit |
Kelebihan dan Kekurangan BIOS
Kelebihan:
- Sederhana dan mudah dipahami.
- Kompatibel dengan banyak sistem lama.
- Proses booting stabil di sistem klasik.
Kekurangan:
- Tidak mendukung storage besar (>2TB).
- Kecepatan boot lebih lambat.
- Tidak ada fitur keamanan canggih seperti Secure Boot.
- Tidak ramah pengguna (tidak bisa pakai mouse).
Masalah Umum Saat Update BIOS
- Update gagal atau listrik mati: Bisa menyebabkan BIOS rusak. Solusinya: gunakan fitur BIOS recovery atau bawa ke service center.
- File salah versi: Pastikan file update sesuai dengan model motherboard.
- Komputer tidak menyala: Coba reset CMOS dengan melepas baterai kecil di motherboard selama 10 detik.
- Error checksum: Tandanya file BIOS corrupt, perlu flash ulang.
Tips Aman Menggunakan BIOS
- Jangan ubah pengaturan yang tidak kamu pahami.
- Catat perubahan sebelum disimpan.
- Gunakan UPS saat melakukan update BIOS.
- Simpan versi BIOS lama untuk jaga-jaga.
- Pastikan menggunakan file resmi dari situs produsen.
Pertanyaan Umum Seputar BIOS (FAQ)
- Apakah BIOS bisa rusak? Bisa. Biasanya karena update gagal atau gangguan listrik saat flashing.
- Bagaimana cara memperbaiki BIOS rusak? Beberapa motherboard memiliki fitur BIOS recovery, atau bisa dilakukan re-flash lewat USB.
- Apakah BIOS bisa dihapus? Tidak bisa sepenuhnya, tapi bisa ditulis ulang (flash) dengan versi baru.
- Apakah BIOS sama dengan firmware? Ya, BIOS adalah salah satu bentuk firmware — yaitu perangkat lunak yang tertanam di hardware.
- Apakah perlu update BIOS secara rutin? Tidak. Hanya lakukan jika ada masalah kompatibilitas atau anjuran resmi dari produsen.
- Apakah BIOS menyimpan data pribadi? Tidak. BIOS hanya menyimpan konfigurasi sistem, bukan data pengguna.
- Kenapa waktu di BIOS kadang berubah sendiri? Biasanya karena baterai CMOS sudah lemah dan perlu diganti.
- Bagaimana cara keluar dari BIOS tanpa menyimpan perubahan? Pilih menu “Exit Without Saving” atau tekan tombol
Esclalu pilih “No”. - Apakah BIOS bisa terinfeksi virus? Jarang, tapi mungkin. Beberapa malware tingkat lanjut bisa menyerang firmware, namun sangat jarang terjadi.
- Berapa lama umur BIOS? Secara teori sangat lama, tapi chip BIOS bisa aus jika sering di-flash ulang.
Kesimpulan
BIOS memiliki peran penting sebagai “jembatan” antara perangkat keras dan sistem operasi. Tanpa BIOS, komputer tidak bisa mengenali atau menjalankan perangkat kerasnya dengan benar.
Walaupun sekarang banyak komputer sudah beralih ke UEFI, pemahaman tentang BIOS tetap sangat berguna — terutama bagi teknisi, pengguna laptop lama, atau siapa pun yang ingin memahami cara kerja komputer dari awal.
Selalu berhati-hati saat mengubah pengaturan atau memperbarui BIOS. Pastikan membaca panduan resmi dan gunakan file yang sesuai dengan model perangkatmu. Dengan pemahaman yang baik, BIOS bukan lagi hal yang menakutkan, melainkan pintu awal untuk mengenal dunia komputer secara lebih dalam.