Jangan Menyimpannya, Ubahlah Dendam Jadi Maaf

Setiap orang mempunyai alasan tersendiri untuk bisa memaafkan, atau tidak memaafkan seseorang di dalam hidupnya. Dan apapun itu keputusan anda, saya sangat menghargainya.
Kadang sangat sulit untuk memaafkan, Apalagi untuk melupakan, Apalagi jika luka dan rasa kecewa itu terlalu dalam. Kadang setiap melihat wajahnya saja, selalu kesal dan muak.
Bahkan jangankan melihat wajahnya, dengar namanya saja pun kadang bisa bikin kita marah.
Ada sebuah kisah yang mau saya share. Dan mudah-mudahan kisah ini bisa membuat kamu sadar, bahwa memaafkan itu gunanya bukan untuk dia yang sudah melakukan salah. Akan tetapi maaf itu gunanya untuk kamu.
Di kalangan pemburu monyet di benua Afrika, ada satu teknik yang sangat sederhana.
Tapi sangat efektif untuk menjerat para monyet liar yang ada di dalam hutan.
Teknik ini sangatlah sederhana, karena dengan teknik ini para monyet itu bisa tertangkap dalam keadaan hidup tanpa mengalami luka sedikitpun.
Caranya sangat mudah, hanya menggunakan toples dan kacang.
Iya, para pemburu hanya menggunakan toples yang berleher panjang dan sempit.
Lalu toples tersebut di isi dengan kacang. Lalu kemudian toples tersebut di tanam ke tanah, tetapi mulut toples panjang dan sempit tersebut di biarkan terbuka di permukaan tanah tanpa di tutup.
Biasanya para pemburu monyet itu membuat jebakan pada sore hari, dan besoknya mereka tinggal menangkap para monyet tersebut yang dimana tangannya sudah terjebak dalam toples tanpa bisa di keluarkan.
Kenapa? Kok bisa?
Seperti yang mungkin sudah Anda duga, para monyet yang tertarik pada kacang akan menjulurkan tangannya kedalam toples tersebut.
Lalu kemudian mereka akan mengepalkan tangannya untuk menggenggam kacang tersebut.
Lalu apa yang akan terjadi ketika monyet-monyet itu berusaha untuk mengeluarkan tangannya dari dalam toples?
Iya, mereka tidak akan bisa, Karena mulut toples yang begitu kecil.
Dan selama monyet tersebut teguh mempertahankan genggamannya pada kacang tersebut , selama itu jugalah monyet itu akan terjebak.
Para monyet itu tidak akan bisa pergi kemana sampai akhirnya para pemburu datang dan menangkapnya. Mungkin kita akan tertawa melihat tingkah bodoh monyet tersebut.
Tetapi tanpa kita sadar, sebenarnya kita sedang menertawakan diri kita sendiri.
Kita kadang sering seperti monyet itu. Menggenggam kuat setiap masalah yang ada, sama seperti monyet yang menggenggam kuat kacang kesukaannya tersebut.
Kadang kita sering seperti para monyet itu, menyimpan segala dendam, marah, dengki, benci, iri hati tanpa mau melepaskannya.
Semakin kita berusaha untuk menarik, semakin kita terluka jika kita tidak pernah mau melepaskan genggaman itu.
Bahkan lebih parahnya lagi, tanpa kita sadar mungkin kita sering bertindak bodoh dengan selalu membawa toples masalah kita kemana pun pergi.
Dengan beban berat tersebut kita menjalani hidup ini, pantas saja kita jadi gampang marah dan tidak bahagia. Tapi semoga mulai hari ini kita sadar.
Jangan pernah membiarkan dirimu terjerat dalam dendam itu.
Jangan membiarkan dirimu terjebak di perangkap itu.
Jika kamu menyimpan dendam dan ingin membalasnya karena dulu kamu pernah di lukai, yang akan kamu dapat nantinya hanya rasa kecewa dan luka yang semakin besar.
Tetapi jika kamu bisa untuk mengiklaskan, merelakan dan melihat lebih dalam.
Mungkin kamu akan menyadari bahwa orang yang pernah melukaimu juga sebenarnya terluka. Dan mungkin dia juga menderita.
People say hurtful things because they themselves have been hurt.
Kejahatan di balas dengan kejahatan, Dendam di balas dengan dendam.
Tetapi semua itu dapat berakhir di sini, semua dapat berakhir oleh keputusan mu.
Keputusan mu untuk dapat memaafkan dan melepaskan.
Bukan hanya untuk dia, tapi untuk diri kamu sendiri.
Hati yang penuh dengan cinta mampu memaafkan luka yang ada.
Damai akan selalu bersama mu, kalau kamu ikhlas memaafkan yang telah berlalu.