Rajin Ibadah Tapi Masih Membenci Sesama?
Shalom, saudara yang dikasihi Tuhan.
Hari ini kita mau merenungkan tentang sesuatu yang sangat dekat dengan kehidupan kita: hubungan kita antar sesama jemaat.
Kita semua rajin beribadah, rajin hadir setiap minggu, bahkan aktif dalam kegiatan gereja. Tapi, bagaimana sikap kita terhadap sesama jemaat? Apakah kita sungguh-sungguh mengasihi mereka, atau masih ada kebencian, iri hati, dan perselisihan yang kita pelihara?
Firman Tuhan dengan tegas berkata:
“Jikalau seorang berkata: Aku mengasihi Allah, dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta.” (1 Yohanes 4:20).
Gereja Bisa Rusak Bukan Karena Orang Luar, Tapi Karena Sesama Jemaat
Banyak orang berpikir gereja bisa hancur karena serangan dunia luar. Padahal sering kali gereja retak bukan karena musuh dari luar, tetapi karena jemaat di dalamnya saling membenci.
Contoh Jemaat
Ada jemaat yang tidak mau lagi duduk di bangku tertentu karena di situ duduk orang yang pernah menyakiti hatinya.
Ada jemaat yang kalau lihat orang tertentu masuk gereja, langsung memilih jalan lain supaya tidak perlu bersalaman.
Ada jemaat yang rajin ikut ibadah, tapi kalau dengar nama tertentu disebut di mimbar, hatinya panas.
Saudaraku yang di kasihi Tuhan, kalau seperti ini, apa arti ibadah kita?
Tuhan Lebih Berkenan Pada Perdamaian Daripada Persembahan
Yesus berkata:
“Apabila engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah, lalu engkau teringat bahwa saudaramu masih menaruh sesuatu terhadap engkau, tinggalkanlah dahulu persembahanmu itu… berdamailah dahulu dengan saudaramu.” (Matius 5:23–24).
Artinya, kalau kita masih bermusuhan dengan sesama jemaat, Tuhan lebih ingin kita berdamai dulu daripada rajin memberikan persembahan.
Bayangkan ada jemaat yang memberi persembahan besar setiap minggu, tapi hatinya masih menyimpan kebencian kepada saudara seimannya. Tuhan tidak melihat jumlah uangmu, Tetapi melihat isi hatimu.
Kasih Antar Jemaat Adalah Kesaksian Terbesar
Yesus berkata:
“Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.” (Yohanes 13:35).
Bukan seberapa megah gereja kita, bukan seberapa hebat program ibadah kita, bukan seberapa indah musik kita—tapi seberapa nyata kasih kita antar jemaat. Itu yang jadi kesaksian bagi dunia.
Contoh
Ada jiwa baru datang ke gereja. Yang pertama ia perhatikan bukan mimbar, bukan bangku, bukan liturgi, tapi bagaimana jemaat saling menyapa, saling menolong, dan saling mengasihi. Kalau yang dia lihat justru jemaat yang saling mendiamkan, saling bergosip, saling menusuk dari belakang—apa dia mau bertahan di gereja itu?
Saatnya Kita Bertobat
Saudaraku yang di kasihi Tuhan, mari kita jujur:
Apakah ada sesama jemaat yang tidak kita maafkan?
Apakah kita masih sakit hati karena perbedaan pendapat?
Apakah kita masih iri hati melihat jemaat lain diberkati lebih dari kita?
Kalau “ya”, berarti ibadah kita masih tercemar. Mari kita bertobat hari ini juga.
“Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.” (1 Yohanes 4:8).