Banyak yang Terpanggil Tetapi Sedikit yang Terpilih

✍️ Oleh: Josmin Simanjuntak

Admin di Jossimisi.com

“Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih.” — Matius 22:14

Panggilan yang Disalahpahami

Ayat ini adalah salah satu perkataan Yesus yang paling sering dikutip, namun juga paling sering disalahpahami. Banyak orang menganggapnya sebagai pernyataan kejam — seolah-olah Tuhan hanya mau memilih segelintir orang, dan sisanya dibiarkan binasa. Padahal, Yesus mengucapkannya bukan untuk membuat manusia takut, melainkan untuk membangunkan hati yang tertidur dan mengguncang iman yang suam-suam kuku.

Dalam perumpamaan tentang perjamuan kawin (Matius 22:1–14), Yesus menggambarkan seorang raja yang mengadakan pesta besar bagi anaknya. Undangan dikirim ke banyak orang, tapi sebagian menolak, sebagian sibuk dengan urusan dunia, dan sebagian bahkan menghina utusan sang raja. Akhirnya undangan itu diberikan kepada siapa saja yang mau datang — orang miskin, orang tersingkir, orang jalanan. Namun di antara tamu-tamu itu, masih ada yang datang tanpa pakaian pesta, dan orang itu akhirnya dikeluarkan dari ruang perjamuan.

Itulah konteks dari kata Yesus: “Banyak yang terpanggil, tetapi sedikit yang terpilih.” Bukan karena Allah kejam, tapi karena banyak orang menolak undangan-Nya, dan bahkan dari mereka yang datang, tidak semua hidup layak di hadapan-Nya.

Kesalahpahaman yang Membutakan

1. Tuhan Hanya Memilih Sedikit Orang?

Tidak! Tuhan memanggil semua orang. Firman-Nya berkata, “Ia menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran.” (1 Timotius 2:4) Tapi panggilan itu menuntut tanggapan. Tuhan tidak memaksa siapa pun untuk datang ke pesta kasih karunia-Nya.

Sayangnya, banyak orang menolak undangan itu. Mereka sibuk dengan ambisi, urusan, dan kenikmatan dunia. Mereka berkata, “Nanti saja,” padahal waktu sudah hampir habis. Mereka lebih tertarik dengan pesta dunia yang fana daripada perjamuan sorga yang kekal.

2. Salah Tafsir: “Kalau Saya Tidak Terpilih, Percuma Saya Berusaha.”

Ini adalah kebohongan yang ditaburkan iblis untuk membuat orang menyerah. Tuhan tidak menolak siapa pun yang mau datang dengan hati yang rendah. Yesus berkata, “Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.” (Yohanes 6:37)

Masalahnya bukan pada Tuhan, tapi pada manusia yang menutup hati. Pemilihan Allah bukanlah pintu yang tertutup, tapi undangan terbuka yang hanya bisa dijawab dengan ketaatan. Panggilan tanpa ketaatan hanyalah suara yang bergema di telinga tanpa perubahan di hati.

3. Terpilih Bukan Berarti Sempurna

Menjadi “terpilih” bukan berarti tanpa cacat, tetapi berarti mau dibentuk. Tuhan tidak mencari orang yang sudah sempurna, tapi orang yang bersedia disempurnakan. Lihatlah Petrus — dia menyangkal Yesus tiga kali, tapi kemudian menjadi batu karang bagi gereja. Lihatlah Daud — jatuh dalam dosa besar, tapi hatinya lembut untuk bertobat. Terpilih bukan karena tanpa salah, tapi karena tidak mau tinggal dalam salah.

Realitas Zaman Ini: Banyak yang Datang, Sedikit yang Diubahkan

Di zaman modern, panggilan Tuhan masih sama, tapi banyak hati sudah kebal. Banyak yang datang ke gereja, tapi tidak datang kepada Kristus. Banyak yang mengangkat tangan dalam ibadah, tapi hatinya tetap mencintai dosa. Banyak yang menyebut nama Yesus, tapi tidak mau hidup seperti Yesus.

Yesus berkata, “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku.” (Matius 7:21)

Ayat itu menampar keras semua bentuk kekristenan palsu yang hanya berhenti pada ritual, tapi menolak pertobatan. Kita sedang hidup di zaman di mana orang lebih senang dipuji daripada disucikan, lebih ingin diberkati daripada dikoreksi. Namun panggilan Tuhan bukan untuk kenyamanan, melainkan untuk kekudusan.

Ilustrasi Kehidupan: Undangan yang Diabaikan

Bayangkan seorang raja mengadakan pesta pernikahan besar. Ia mengirim undangan dengan desain indah, lengkap dengan hadiah bagi tamu yang datang. Namun banyak yang tidak merespons. Ada yang berkata, “Aku sibuk,” ada yang berkata, “Aku belum siap,” ada yang bahkan meremehkan undangan itu. Akhirnya pesta berlangsung, tapi hanya sedikit yang hadir.

Demikianlah juga dengan kerajaan Allah. Undangan keselamatan dikirimkan kepada semua orang — melalui Firman, kesaksian, bahkan penderitaan hidup yang seharusnya membuat kita sadar. Namun hanya sedikit yang menanggapinya. Bukan karena undangannya kurang jelas, tapi karena hati manusia sudah terlalu sibuk dengan hal-hal fana.

Pakaian Pesta: Simbol Kehidupan yang Diubahkan

Dalam perumpamaan itu, satu orang datang tanpa pakaian pesta. Ia diusir keluar, bukan karena ia datang terlambat, tapi karena ia datang tanpa perubahan. Pakaian pesta melambangkan hidup yang diperbarui oleh pertobatan dan ketaatan.

Yesaya menulis, “Ia mengenakan pakaian keselamatan kepadaku, dan menyelubungi aku dengan jubah kebenaran.” (Yesaya 61:10)

Artinya, setiap orang yang mau datang kepada Tuhan harus bersedia meninggalkan pakaian lamanya — dosa, kesombongan, kepalsuan — dan mengenakan pakaian baru: kehidupan yang dibenarkan oleh Kristus.

Peringatan bagi Kita: Jangan Terjebak dalam Panggilan Tanpa Respons

Setiap hari kita mendengar panggilan Tuhan, tapi apakah kita menanggapinya? Banyak yang sudah mendengar Firman bertahun-tahun tapi tidak pernah berubah. Banyak yang sudah ditegur berkali-kali tapi tetap keras kepala.

Yesus berkata dalam Wahyu 3:20: “Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk.”

Tuhan tidak pernah memaksa. Ia mengetuk, tapi kitalah yang harus membuka. Itulah perbedaan antara yang terpanggil dan yang terpilih: yang satu hanya mendengar ketukan, yang lain membuka pintu dan mengizinkan Tuhan masuk.

Refleksi: Apakah Kita Hanya Terpanggil, atau Juga Terpilih?

Mungkin kita aktif melayani, mungkin kita rajin berdoa, mungkin kita bahkan dikenal rohani — tapi apakah kita sungguh mengenakan pakaian pesta itu? Apakah kita datang ke pesta rohani tapi hati kita masih mencintai dunia? Apakah kita menyebut nama Yesus, tapi menolak salib-Nya?

Yesus mencari bukan yang banyak bicara, tapi yang mau taat. Ia tidak mencari yang populer, tapi yang setia. Terpilih bukan karena nama kita di daftar gereja, tapi karena nama kita tertulis dalam Kitab Kehidupan.

Penutup: Waktu Panggilan Tidak Akan Terulang

Satu hari nanti, pintu pesta itu akan ditutup. Yang di luar akan mengetuk dan menangis, tapi sudah terlambat. Tuhan masih memanggil hari ini — bukan besok, bukan nanti. Jangan sia-siakan undangan kasih karunia itu.

Yesus berkata, “Berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun saatnya.” (Matius 25:13)

Banyak yang terpanggil — ya, semua kita mendengarnya. Tapi hanya sedikit yang terpilih — karena hanya sedikit yang mau tunduk, bertobat, dan tetap setia sampai akhir. Jangan hanya menjadi tamu yang mendengar undangan; jadilah mempelai yang siap menyambut Sang Raja.

Hari ini adalah waktunya untuk memilih: tetap terpanggil, atau menjadi yang terpilih.

Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url